contoh persamaan dari usur kebudayaan
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban Gavinosunarto
Unsur-unsur kebudayaan yang disebutkan oleh Koentjaraningrat adalah:
1. Sistem Religi.
2. Sistem Organisasi Masyarakat
3. Sitem Pengetahuan
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Bahasa Indonesia dan bahasa Melayu banyak persamaan dengan bahasa di Brunei Darussalam dan Singapura. Unsur-unsur bahasa Thailand juga dikenal di Kamboja, laos dan Vietnam. Beberapa kata dalam bahada Indonesia juga mirip dengan bahasa di Filipina.
Begitu pula dengan agama yang terdapat di semua negara Asean. Agama Islam mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalah yang juga ada di negara lain di Asean. Agama Budha yang mayoritas di Thailand juga terdapat di Indonesia. Agama Katolik yang menjadi keyakinan utama di Filipina juga terdapat di Indonesia.
Kesenian juga merupakan aspek kehidupan yang terdapat kesamaan di beberapa negara Asean, seperti tarian dan pertunjukan.
Cara-cara bercocok tanam yang menjadi salah satu unsur kebudayaan juga terdapat persamaan di Asean, kecuali Singapura dan Brunei Darussalam. Sektor pertanian dengan cara bercocok tanam yang sama merupakan bagian dari kehidupan sebagian besar penduduk di beberapa negara Asean.
Sistem mata pencaharian dan perekonomian juga terdapat persamaan di beberapa negara Asean sehingga menjadi faktor yang kuat untuk menyatukan visi dan misi dalam menggalang Komunitas Ekonomi Asean (KEA) yang disepakati akan dijalankan mulai tahun 2015.
Kedekatan dan persamaan berbagai unsur kebudayaan menjadi salah satu faktor yang mempererat Komunitas Bangsa Asean sehingga berbagai aspek kehidupan, sosial, ekonomi dan politik bisa dipadukan.
Beberapa nilai dalam kehidupan bermasyarakatan juga terdapat kesamaan, seperti penghormatan kepada yang lebih tua dan sopan santun kepada orang tua. Ini menunjukkan primordialisme yang merupakan salah satu ciri khas masyarakat di Asean.
Hal itu pulalah yang membawa bangsa-bangsa Asean menjadi komunitas yang mengedepankan musyawarah untuk mencapai kesepakatan. Perundingan dijalankan dengan asas komunitas sehingga saling menguntungkan.
Jika disimak hirarki urutan unsur kebudayaan, maka upaya menjalankan KEA 2015 akan berjalan mulus karena tidak menyangkut sistem kemasyarkatan dan religi yang merupakan dua unsur tertinggi dalam hirarki kebudayaan. Artinya, dua unsur kebudayaan ini tidak akan bisa disatukan dan tidak pula menjadi bagian dari kesepakatan Asean.