B. Indonesia

Pertanyaan

Jelaskan ciri ciri numeralia

1 Jawaban

  •  Ciri-ciri Numeralia

          Perbedaan kata sifat dengan numeralia yaitu kata bilangan memodifikasi kata benda hanya dalam hal jumlahnya, tingkatannya atau urutannya saja. Pada posisi sintaksis, numeralia bisa terletak didepan atau dibelakang kata benda yang dimodifikasi.


    Ø    Jika berada didepan kata bendanya, biasanya menggunakan partikel penghubung –ng, -q terutama numeralia yang berada dibawah angka sepuluh.

    Contoh:

                Sa + q omah                                                   ‘satu rumah’

                Ro + ng omah                                                 ‘dua rumah’

    Telu + ng karung                                            ‘tiga karung’

    Pat + ang pikul                                               ‘empat pikul’

    Lima + ng sasi                                                ‘lima bulan’

    Nem + tahun                                                   ‘enam tahun’

    Pitu + ng minggu                                            ‘tujuh minggu’           

    Wolu + ng kranjang                                        ‘delapan keranjang’

    Sanga + ng meter                                           ‘sembilan meter’


    Ø    Jika berada dibelakang kata benda, kata bilangan tidak menggunakan partikel penghubung apa-apa.

    Contoh :

                Omah siji                                                                     ‘rumah sebuah’         

                Omah loro                                                                   ‘rumah dua buah’

                Karung telu                                                                 ‘tiga buah karung’

                Kranjang wolu                                                            ‘delapan buah keranjang’

    Dalam bahasa jawa ada satu pokok numeralia yaitu ‘PIRA’ sebagai pertanyaan yang mengandung tingkatan dengan penambahan prefiks Ka-.


       Klasifikasi numeralia

    Bentuk Numeralia

    Jika dilihat dari bentuknya, numeralia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu numeralia monomorfemis dan numeralia polimorfemis.

    a)      Numeralia Monomorfemis.

    Numeralia monomorfemis adalah numeralia yang terdiri atas satu morfem. Numeralia monomorfemis ini sudah menunjuk kuantitas sesuatu ( baik yang bersifat maujud maupun yang konseptual) tanpa mengalami proses morfemis. Numeralia monomorfemis dalam bahasa Jawa terdiri atas numeralia nol sampai dengan sanga.

    b)      Numeralia polimorfemis

    Numeralia polimorfemis dibentuk melalui beberapa proses morfemis, yaitu 1). afiksasi yang menghasilkan numeralia berafiks, 2). pengulangan yang menghasilkan numeralia ulang, 3). pemajemukan yang menghasilkan numeralia majemuk, 4). numeralia bentuk kombinasi.


    1.             Numeralia Berafiks

    Berdasar distribusi afiks pada bentuk dasarnya, numeralia berafiks dibedakan menjadi tiga macam :

    a.        Numeralia berprefiks, yaitu numeralia dengan tambahan afiks di depan bentuk afiks.

    Contoh :      

    Mapat (papat ‘empat’ + N-)’ masing-masing satuan terdiri atas empat’

    Mitu (pitu ‘tujuh’+N-)’ masing-masing satuan terdiri atas tujuh’

    Nelu (telu ‘telu’+N-)’ masing-masing satuan terdiri atas tiga’

    Nglima (lima ‘lima’+N-)’ masing-masing satuan terdiri atas lima’

    Ngloro (loro ‘dua’+N-)’ masing-masing satuan terdiri atas dua’

    Nyiji (siji ‘satu’+N-)’ masing-masing satu’


    b.      Numeralia bersufiks, yaitu numeralia dengan tambahan afiksdi belakang bentuk dasar.

    Contoh :

    Limaa (lima ‘lima’+-a) ‘meskipun lima’

    Papata (papat ‘empat’+-a) ‘meskipun empat’

    Piton (pitu ‘tujuh’+-a) ‘satuan berjumlah tujuh’

    Sangan ( sanga ‘sembilan’+-a) ‘satuan berjumlah sembilan’

    Telua (telu ‘tiga’+-a) ‘meskipun tiga’

    Wolon (wolu ‘delapan’+-a) ‘satuan berjumlah delapan’



    c.    Numeralia berkonfiks, yaitu numeralia dengan tambahan konfiks pada bentuk dasar.

    Contoh :

    Sakloron (ngoko) (loro ‘dua’+sa-/-an) ‘berdua’

    Sekalian (krama) (kalih ‘dua’+sa-/-an) ‘berdua’

    Sekabèhan (kabèh ‘semua’+sa-/-an) ‘semuanya’


    Semoga Bermanfaat ya jawaban saya *^▁^*

Pertanyaan Lainnya