Latar Belakang sejarah aliran qadariyah dan sebutkan tokohnya?
B. Arab
alika75
Pertanyaan
Latar Belakang sejarah aliran qadariyah dan sebutkan tokohnya?
1 Jawaban
-
1. Jawaban TrisnaMukti1
Pengertian Aliran Qadariah
Qadariah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan . Sedangkan pengertian menurut terminologi, Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak terintervensi oleh Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut , dapat di fahami bahwa
Qadariyah dipakai untuk nama suatu aliran ynag memberi penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. [1]
B. Asal-usul Kemunculan Aliran Qadariyah
Aliran qadariyah mula-mula timbul pada tahun 70 H/689 M. tokoh utama Qadariyah adalah Ma’bad Al Juhni Al Bisri dan Ja’ad bin Dirham dan Ghailan Al-Dimasyqi, Pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik Bin Marwan (685-705 M). Kedua tokoh inilah yang pertama kali mempersoalkan tentang qadar. Semasa hidupnya Ma’bad al-juhani berguru dengan al-Bisri, sebagaiman Washil bin Atha’ tokoh pendiri Muktazilah. Jadi Ma’bad termasuk tabiin atau generasi kedua setelah Nabi. Sedangkan Ghailan semula tinggal di Damaskus, ia seorang ahli pidato sehingga banyak orang yang tertarik engan kata-kata dan pendapatnya. Ayahnya menjadi maulana Ustman bin Affan. Kedua tokoh qadariyah ini amti terbunuh. Mabad al-juahni mati terbunuh dalam pertempuran maelawan Hajjaj tahun 80 H. ia terlibat dalam dunia politik dengan mendukung gubernur Sajistan, Abdurrahman al-Asy’ats, menentang kekuasaan Bani Umayyah. Sedangkan Ghailan al- Dimasyqi di hukum bunuh pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik (105-125H/724-743M), khalifah dinasti Umayyah kesepuluh.hukuman bunuh atas Ghailan dilakukan karena ia terus menyebar luaskan faham qadariyah yang dianggap membahayakan pemerintah. Ghailan gigih menyebar luaskan faham qadariyah di Damaskus sehingga mendapat tekanan dari khalifah umar bin Abdul Aziz (717-720M). Meskipun mendapat tekanan, Ghailan tetap melakukan aktivitasnya hingga umar wafat diganti oleh Yazid II (720-724M). Baru pada masa pemerintahan Hiyam bin Abdul Malik (724-743M) kegiatan Ghailan terhenti dengan eksekusi hukuman mati yang di jatuhkan kepadanya. [